Ustadz, mohon pencerahannya. Istri saya cerewet sekali. Semuanya bisa diomeli dan dikomentari, dan tidak jarang pula kata-katanya menyayat hati.
Karena sikapnya itu saya jadi tidak betah di rumah. Seringnya, saya pulang kalau sudah menjelang malam. Pagi-pagi sudah pergi kerja. Malas berlama-lama di rumah.
Mohon nasihat ustadz, bagaimana caranya menghadapi istri cerewet seperti itu? Pernah saya nasehati, eh malah saya yang diceramahi hampir sejam lamanya. Ia selalu merasa benar, dan tidak pernah mau kalah.
Terimakasih. (Ujang, Kalixxxxx)
Jawab:
Bapak Ujang yang baik,teruslah memberi nasihat kepada istri dengan baik dan penuh kelembutan. Lakukanlah terus menerus tanpa patah arang. Kata Nabi saw, Wanita itu tercipta dari tulang rusuk kiri yang paling atas (paling bengkok). Tatkala engkau luruskan, maka ia akan patah. Ketika engkau diamkan, maka ia tetap bengkok. Maka sebaik-baik solusi adalah teruslah nasehati ia dengan bil hikmah.
Ingatkan istri pada nasihat Nabi Saw berikut ini: “Dan sebaik-baik istri yaitu yang taat pada suaminya, bijaksana, berketurunan, sedikit bicara, tidak suka membicarakan hal yg tidak berguna, tidak cerewet serta tidak suka berbuat keributan dan setia pada suaminya. ” (HR. An Nasa'i)
Pada beberapa penelitian, diungkap bahwa wanita rata-rata mengeluarkan 20.000 - 25.000 kata setiap harinya. Sementara laki-laki rata-rata hanya berbicara sebanyak 3000 kata setiap harinya. Artinya, ini adalah salah satu karakteristik yang membedakan wanita dengan pria.Dalam bahasa lain, wanita itu suka ngobrol. Bila yang diobrolkan baik, maka bernilai pahala. Sebaliknya, tatkala yang diomongin buruk, maka menjadi dosa.
Tatkala kebutuhan ngobrol ini tidak tersalurkan dengan baik bisa berakibat fatal, diantaranya adalah stress.
Fakta ini semestinya juga menyadarkan banyak pria agar bisa menjadi pendengar yang baik. Dengan menjadi pendengar yang baik, maka satu dari sekian kebutuhan istrinya sudah terpenuhi.
Seorang istri yang baik, juga perlu memahami kondisi sang suami. Tatkala suami terlihat lelah, maka jangan memaksa. Cobalah membaca Al Qur'an, mengajari anak-anak keterampilan membaca dan lainnya, membaca buku, dan lebih baik lagi hasrat ngomong tersebut diarahkan ke dalam bentuk tulisan. Menulislah. Tumpahkan segala emosi, unek-unek ke dalam tulisan.
Atau bentuk pelampiasan lainnya adalah dengan berprofesi sebagai guru. GurU apa saja bisa. Guru sekolah, guru ngaji, atau guru ketrampilan pada arisan ibu-ibu PKK. Tentu, ini dilakukan dengan ijin suami.
Baca Pula: "Ketika Suami Sering Marah-Marah"
Jadi, cara menghadapi istri yang cerewet adalah:
Pertama, teruslah menasehatinya dengan baik.
Kedua, Berkomitmenlah menjadi pendengar yang baik bagi istri.
Ketiga, ajaklah ia mengikuti pengajian-pengajian. Belikan ia buku-buku agama, baik yang membahas tentang akidah, fiqih wanita, dan bahasan keluarga dalam islam.
Keempat, ajaklah ia bersilaturahmi setiap pekannya ke rumah ustadz/ustadzah. Bergaul dengan orang baik, semoga kecipratan baiknya. Aamiin. Dalam hal ini, Nabi Saw sudah mengingatkan kita, "agama seseorang itu dapat dilihat pada agama temannya."
Kelima, bersabarlah. Ketahuilah oleh para suami, bahwa istri adalah ujian dari Allah. Allah Ta'ala menguji setiap suami dengan sikap dan perilaku istrinya. Apakah ia bisa bersabar, tulus dan ikhlas dalam mendidik istrinya ke jalan yang diridhaiNya.
Keenam, do'akanlah istrimu. Allah Maha Mendengar semua permintaan hamba-hambaNya. Jangan berputus asa untuk mendo'akan istri, sebab Allah menilai ikhtiarmu dari permohonan-permohonan yang engkau panjatkan padaNya. Do'amu untuk istrimu adalah cermin dari kesungguhanmu mendidik istri lebih baik.
Ketujuh, tawakkal padaNya. Kembalikan semuanya pada Dia yang mengatur semuanya. Berserah dirilah kepadaNya semata.
Semoga para istri yang cerewet dibukakan mata hatinya oleh Allah, agar cerewet dalam kebaikan saja. Agar cerewetnya justru membuat suaminya semakin cinta, sebab ia cerewet dengan hal-hal yang menyenangkan saja. Wallahu alam bisshowab!
(Dipandu langsung oleh Baba Ali Pakar Ketahanan Keluarga, Pengasuh Samara Center, Penulis buku harmonis di dunia bersama di surga)
0 komentar:
Post a Comment