Pertama kali saya mendengar kata ‘despacito’ dari istri saya. Ya,
sekitar tiga bulan yang lalu (April 2017). Ia mengatakan bahwa lagu tersebut
digemari anak-anak TK. Saat itu, tanggapan saya dingin. Saya kurang tertarik
untuk tahu lebih banyak tentang lagu barat tersebut. Apalagi, saat itu yang
diperlihatkan kepada saya sebuah video yang diperankan oleh keluarga Gen
Halilintar, yang notabene urang awak. Keluarga pemberani dan baik, itu di mata
saya.
Hingga sampailah pada suatu ketika saya menyaksikan video aslinya. Na’udzubillah min dzalik. Lagu berbahasa
spanyol yang diciptakan Luis Fonsi ini adalah racun bagi generasi muda dan
generasi tua. Tak berlebihan sekiranya, kalau saya mengatakan bahwa pesan yang
disampaikan oleh lagu ini untuk generasi muda adalah free seks (Seks bebas). Sementara bagi generasi tua, amat riskan
munculnya mata-mata keranjang. Mata keranjang yang menjangkiti para suami untuk
melirik wanita yang lebih menarik, sensual, dibanding istrinya yang di rumah.
Di dunia ini, tidak ada yang kebetulan. Semuanya telah dirancang dengan
seksama. Ini bukan mengada-ada. Kita tentu pernah mendengar Propaganda 5F-4S? Apa
itu Propaganda 5F-4S? Ya, itulah propaganda penghancuran generasi muda islam
lewat program 5F ( Food, Fashion, Film, Fun, Faith) dan 4S (Sing, Sex, Sport,
Smoke).
Agenda perusakan generasi muda dalam lagu ini sangat kental. Anak-anak
muda digiring bergelimang perilaku seks
bebas. Mereka tanamkan racun dibenak anak-anak kita bahwa zina itu indah.
Pacaran itu halal. Mengumbar aurat itu hal yang boleh-boleh saja. Hamil luar
nikah itu, hal yang biasa. Hidup itu suka-suka, bebas sebebas-bebasnya, tak
mengenal malu apalagi tuntunan agama. Tak obahnya seperti segerombolan kerbau dalam
acara kumpul kebo. Itulah gambaran dari sisi video klipnya, yang katanya dalam
24 jam sudah ditonton oleh 5 juta orang di dunia.
Lagu despacito cocok bagi orang barat, tapi sangatlah tak pantas menjadi
tontonan orang-orang timur. Orang-orang timur menjunjung tinggi nilai-nilai
moralitas. Berbudaya luhur, dan mayoritas beragama islam. Dalam islam,
mendekati zina saja tak boleh, apalagi berbuat zina. Wa laa taqrabuz zinaa, janganlah engkau dekati zina. Islam mengharamkan
zina, sebab perbuatan zina dapat merusak nasab
(keturunan). Zina mengotori kesucian cinta, merongrong keharmonisan keluarga,
lahirnya anak-anak yang tak ber-ayah, merusak pranata sosial, berbahaya bagi
kesehatan (media berbagai penyakit kelamin, semisal aids dan HIV), dan lainnya.
Islam melarang tegas perzinahan hingga ke bentuk yang terkecil
sekalipun. Semisal berjabatan tangan. Tidak boleh bersalaman antara laki-laki
dengan perempuan yang bukan muhrimnya.
Rasulullah Saw bersabda, “Jikalau ubun-ubunmu ditusuk dengan besi
runcing panas hingga mendidih, itu lebih baik bagimu daripada menyentuh lelaki
atau wanita yang bukan muhrimmu.” (HR at Tabrani disahihkan oleh Syaikh Al
bani, dimuat dalam kitab Mu’jam al Kabir)
Sementara orang barat sudah terbiasa dengan kerusakan moral. Mereka
sudah tak memperdulikan hal itu lagi. Berbuat zina adalah life style sehari-hari mereka. Mereka kering dari sejuknya tuntunan
agama. Tak bersunat, berlumuran jinabat, melakukan hubungan intim asal suka
sama suka, kurang peduli dengan ikatan pernikahan, hingga bertaburannya
anak-anak zina, itu hal yang biasa bagi mereka.
Semisal, Francois Hollande. Orang nomor satu di Prancis ini, kumpul kebo
dengan Segolene Royal selama 30 tahun hingga punya anak 4 orang, tanpa ikatan
pernikahan. Leo Varadkar, Perdana Menteri Irlandia ini pecinta sesama lelaki
(gay). PM Luxemburg Xavier Bettel tinggal bersama kekasih lelakinya (gay). Contoh
di atas hanyalah sampling sederhana. Bila orang terbaik diantara mereka saja
berlumuran zina penuh bangga, pamer kemana-mana, maka itu pertanda bahwa zina
bukan lagi hal yang asing dalam kehidupan masyarakat mereka. Sehingga sangatlah
pas tatkala Allah menyebut mereka dalam Al Qur’an dengan Balhum Adhol (Lebih hina dari binatang).
“...Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
lagi.” (QS Al a’raf ayat 179)
Kenapa lagu despacito dapat merusak kepribadian anak?
Anak itu tak obahnya seperti gelas kosong yang bersih dan suci. Tatkala
orangtua menginginkannya tetap bersih, suci, bermanfaat bagi orang lain, maka
isilah gelas (otak dan jiwa) itu dengan air yang bersih dan suci pula. Ia bisa
berupa nama yang baik, ilmu yang bermanfaat, makanan yang halal, tontonan yang
mendidik, musik yang baik, perkataan yang baik, dan keteladanan. Sebagai
orangtua, Jangan sampai kita mengisi kepala dan jiwa anak kita dengan sampah. Sampah
itu bisa berupa makanan haram, tontonan merusak, kata-kata kotor, ilmu yang
tidak bermanfaat, pola pikir yang keliru, dan musik yang merusak jiwa. Salah
satu musik yang merusak itu adalah lagu despacito ini.
Setiap kata adalah do’a. Ketika seseorang berkata baik, itu berarti ia
tengah berdo’a yang baik untuk dirinya dan sekitarnya. Nah, lalu bagaimana
dengan anak-anak yang dalam sehari bisa belasan kali mendengarkan dan menyanyikan
lagu porno? Ya, lagu tersebut menjadi do’a baginya dan lingkungannya.
Selanjutnya, kata-kata mempengaruhi kesehatan. Dalam ilmu hipnoterapy,
kata-kata adalah sihir. Kata-kata adalah sugesti, stimulasi, dan persuasi. Saat
seseorang berkata, “Saya nggak bisa.” Kenyataannya, ia menjadi benar-benar
tidak bisa. Saat si-anak berkata, “Pacarku seksi.” Dalam kenyataannya, ia mulai
tertarik untuk pacaran, mendekati lawan jenis, dan mengkhayal. Nah, lalu
bagaimana dengan anak yang sering berkata jorok atau porno? Respon tubuh dan
jiwanya menunjukan apa yang ia ucapkan. Lihatlah anak-anak yang kebanyakan
menonton sinetron, secara fisik cepat dewasa. Secara psikis, perilakunya
mendahului umur.
Tubuh manusia, 75% unsur penyusunnya terdiri dari air. Profesor Masaru
Emoto mendokumentasikan hasil penelitiannya tentang pengaruh kata-kata terhadap
air. Ternyata, setiap kata yang baik membentuk susunan kristal air yang indah.
Semisal, kata “cinta, terimakasih, bismillah, alhamdulillah” susunan kristal
airnya sangat mengagumkan. Sementara kata-kata jorok membentuk susunan kristal
air yang tak karuan, berantakan. Kesimpulannya, orang yang terbiasa berkata
atau mendengarkan perkataan yang baik, maka badannya jauh lebih sehat, akalnya
lebih jernih, akhlaknya lebih baik.
Berikut terjemahan dari lirik lagu Despacito:
Despacito (Pelan-pelan)
Quiero respirar tu cuello despacito (Aku ingin bernafas di lehermu
pelan-pelan)
Deja que te diga cosas al o do (Biarkan aku berbisik ditelingamu)
Para que te acuerdes si no est s conmigo (Supaya kau bisa mengingat aku
saat kau tak bersamaku)
Despacito (Pelan-pelan)
Quiero desnudarte a besos despacito (Aku ingin melepas pakaianmu secara
perlahan sambil menciummu)
Firmo en las paredes de tu laberinto (Memasuki “dinding labirin” mu)
Y hacer de tu cuerpo todo un manuscrito (Dan membut tanda di seluruh
tubuhmu)
Sube, sube, sube Sube, sube (Naik, naik, naik, naik)
Quiero ver bailar tu pelo (Aku ingin melihat tarianmu)
Quiero ser tu ritmo (Aku ingin mengikuti ritmemu)
Que le ense es a mi boca (Aku ingin kau mengajar mulutku)
Tus lugares favoritos (Bagian favoritmu)
Favorito, favorito, baby (favorit favorit, sayang)
D jame sobrepasar tus zonas de peligro (Biarkan aku melewati zona
berbahayamu)
Hasta provocar tus gritos (Hingga aku membuatmu berteriak)
Y que olvides tu apellido (Dan membuatmu melupakan nama terakhirmu)
Apa lagu seperti ini masih kurang porno? Kira-kira layakkah anak-anak
mendengarkan lagu despacito ini? Sebagai orangtua, anda-lah yang menentukan
jawabannya. Lindungi anak-anak kita dari parasit-parasit zaman yang merusaknya.
(Ditulis oleh Ust Baba Ali M.ChN, Pengasuh SAMARA CENTER, Penulis Buku
HDBS)
0 komentar:
Post a Comment