Saturday, November 26, 2016

Bolehkah Menceritakan Rahasia Ranjang Kepada Orang Lain?

Assalamualaikum Ustadz. Semoga sehat dan bahagia selalu ustadz. Aamiin.

Begini tadz, tetangga saya sering mengeluhkan tentang suaminya yang bernafsu besar tapi sayangnya ED-an. Ia cerita dari A sampai Z tentang buruknya si suami di atas ranjang. Sejujurnya saya sangat tidak suka mendengarkannya, bahkan sering saya mengalihkan pembicaraan agar tidak dilanjutkan bahasannya, Eh dia malah semakin beringas untuk cerita. Terkadang sampai nangis segala. Saya mau mengusir nggak tega, akhirnya saya pilih diam.

Pertanyaannya, bagaimana hukumnya seorang istri menceritakan rahasia ranjangnya sendiri kepada orang lain? Mohon bimbingannya. Terimakasih!

(Bu Aisyah, Kab. Bxxxxx)

Jawab:

Ibu yang baik. Dalam Islam, menceritakan rahasia ranjang kepada orang lain adalah bagian dari perbuatan menyimpang. Bukankah menyimpang sebutannya, orang yang membocorkan aibnya sendiri? Iya, justru itulah dilarang.

Siapakah orang lain yang dimaksud? Selain suami-istri itu sendiri. Termasuk di dalamnya anak kandung, mertua, kakek/nenek, paman, bibi, orang tua, kakak, adik, kakak/adik ipar, teman sekolah, dan lainnya. Pasutri diharamkan bercerita tentang ranjangnya terhadap mereka.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya (pelanggaran) amanah terbesar di sisi Allah pada hari kiamat adalah seorang lelaki yang menyetubuhi istrinya dan istri bersetubuh dengan suaminya, lalu dia menyebarkan rahasia ranjangnya.” (HR. Muslim 1437)

Dari Asma’ binti Yazid radhiallahu’anha, bahwa ada beberapa orang laki-laki dan perempuan yang sedang duduk (terpisah dengan kelompok masing-masing). Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangkali ada di antara lelaki itu yang menceritakan adegan ranjangnya dengan istrinya, mungkin juga di antara wanita itu ada yang menceritakan rahasia hubungannya dengan suaminya?”

Mereka yang duduk-duduk di situ langsung diam. Lalu aku sampaikan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, sungguh para wanita dan para lelaki itu melakukan apa yang Anda khawatirkan.

Nabi SAW kemudian bersabda”, ‘Janganlah kalian lakukan. Karena perbuatan semacam ini seperti setan lelaki yang bertemu setan perempuan di jalan, kemudian dia langsung melakukan hubungan intim, sementara setan lain melihatnya.‘” (HR. Ibn Abi Syaibah 17560 dan Ahmad 27624)

Wallahu alam bisshawab!

( Konsultasi diasuh langsung oleh Baba Ali Pakar Ketahanan Keluarga, Penulis buku "Harmonis di dunia, bersama di surga")


0 komentar:

Post a Comment