Saat saya mengisi seminar ketahanan keluarga di kampus Undip, ada seorang ibu bertanya tentang poligami. Saya mempersilahkan ibu-ibu yang lain untuk menjawab (Sebagai pembicara, saya juga pengen aman dong!Repot kan jadinya, kalau ibu-ibu seruangan tersebut pada pilih walk out.Hehehe)
Rupanya saya memang terbantu, yang mau jawab ngantri. Baguus!
Kemudian, saya beri closing statements atas pertanyaan berkeringat tersebut. "Saya tau ibu-ibu pada belum siap untuk yang satu itu, tetapi bukan berarti menolak. Sebagai orang yang beriman, kita tidak dibenarkan menolak syariatNya. Kran permasalahan yang ditakutkan ini, yang dikhawatirkan ini, perlu dikaji apa akar permasalahannya.
"Cobalah ibu ibu renungkan pertanyaan ini, 'kenapa suami pengen nikah lagi'".
Ya, itulah pertanyaan intinya. "Kenapa suami pengen nikah lagi?"
Saya suka makan di warung padang. Di sana, saya menyaksikan. Ada orang yang cukup 1 piring saja, karena memang kebutuhannya segitu. Dengan sepiring, perutnya sudah kenyang. Namun, ada juga yang nambah lagi.
Tahu alasannya kenapa sampai nambah lagi? Pertama, si bapak masih lapar, belum kenyang. Porsi perutnya besar. Jadi, kebutuhannya juga besar. Seorang istri tentu yang paling paham kebutuhan suaminya. Apa saja kebutuhan suami? Itulah pelayanan, dan kasih sayang. Tatkala seorang istri tidak siap dimadu, maka ia perlu memenuhi kebutuhan suaminya sebesar dua kali dari normalnya. Bisakah? Saya jawab bisa. Gimana caranya ustadz? Baca buku HDBS, dan ikuti pelatihannya.
Kedua, sepiring pertama lauknya nggak cocok (salah ambil). Sepiring kedua sudah pas diselera. Akhirnya, kenyang. Seorang istri perlu mengevaluasi pelayanannya terhadap suami. Sudah tepatkah atau belum, perlu membangun komunikasi pada suami--bahagiakah ia dengan perlakuanmu selama ini padanya. Kalau memuaskan, cobalah untuk mempertahankan. Bila sebaliknya, maka tingkatkanlah.
Semuanya, ada solusinya. Jangan khawatir berlebihan. Wallahu alam bisshowab!
(Ditulis oleh Baba Ali Pakar Ketahanan Keluarga)
0 komentar:
Post a Comment