Wednesday, January 25, 2017

Saya Bangga Ikut Rohis!



Saya dulu anak Rohis. Saya juara umum bertahan selama di SMP dan berlanjut hingga SMA. Lulus dengan nilai yang bagus. Tahun 2005 masuk kampus Undip tanpa tes, dan gratis. Tiap semesternya saya menerima double beasiswa, yang bisa saya gunakan untuk bayar uang SPP dan biaya hidup. Alhamdulillah, saya meyakini semua itu adalah berkat motivasi, keteladanan, dan ilmu agama yang ditransferkan oleh para murobbi saya sewaktu di Rohis. Rohis? Ya, iyalah. Apalagi kalau bukan Rohis.

Tidak hanya sampai di situ, hal positif yang saya rasakan adalah cara berpikir yang mulai terarah. Mulai terasa kematangan dalam berpikir, berhati-hati, tidak gegabah, membuat saya semakin dewasa dalam menjalani fase kehidupan sebagai ABG.

Saat teman-teman masih suka keluyuran, saya lebih cenderung di rumah membantu orang tua. Tatkala teman-teman terlibat perkelahian, saya lebih suka latihan teater—baca puisi—baca buku—dan berdiskusi. Tatkala teman-teman sibuk pacaran, saya lebih senang mendengarkan pengajian—baca Qur’an—shalat dhuha—dan ikut pramuka.

Hal yang paling membahagiakan dan tidak terlupakan adalah saat aku pertama kali mendengar ibuku bercerita kepada orang lain. “Alhamdulillah, budi pekerti anakku semakin baik, shalatnya terjaga, dan patuh.”

Berlebihan? Sama sekali tidak. Hal yang sama juga dialami oleh teman-teman saya. Para pemenang olimpiade dari sekolah kami rata-rata anak rohis. Nilai-nilai rapornya jangan ditanya, hampir semuanya pada angka sepuluh besar. Dan, tidak sedikit pula yang menjadi pentolan juara kelas. Dan lebih membahagiakan lagi, sebahagian besar mereka keterima pada kampus favorit di negeri ini. Semisal Undip, UI, ITB, UNP, dan lainnya.

Sekali lagi berlebihan? Tidak. Memang seperti itu adanya. Anak Rohis itu di samping akhlaknya baik, prestasinya juga baik. Ada nggak yang tidak berprestasi? Ya, tentu ada, tetapi itu sebahagian kecil. Sebab, kemampuan otak setiap orang beda-beda kan? Namun sebodoh-bodohnya mereka, mereka (anak Rohis) tetap lebih baik karena budi pekertinya yang indah—disenangi para guru.

 Apa sih rahasianya anak Rohis berakhlak baik dan prestasinya juga baik? Jawabannya mentoring.
Kami ikut mentoring sepekan sekali bersama kakak-kakak mahasiswa. Kebetulan saat itu, kami dimentor oleh kakak-kakak dari Unand, UNP, dan IAIN Imam Bondjol. Mereka gantian datang ke sekolah. Dengan pembawaan yang menyenangkan, mereka mengajari kami akhlakul karimah. Mereka mengajari kami nasionalisme, cinta tanah air, cinta damai, saling tolong menolong dan gotong royong. 

Mereka mengajari kami cara belajar yang efektif, efisien, dan menyenangkan. Mereka juga membahas tata cara sholat, membaca Qur’an, hingga diskusi tentang mata pelajaran yang kami rasa sulit. Sesekali kami outbond ke pantai, olahraga bareng, makan bersama, dan lainnya.

Mereka terus mengajari kami kebaikan-kebaikan tanpa bayaran sepeserpun. Wajah-wajah ketulusan dan do’a-do’a mereka membuat kami semakin memahami arti ikhlas. Hal ini menginspirasi kami untuk bisa berbuat baik seperti kakak-kakak mahasiswa. 

Rohis itu manis, tidak seperti fitnah yang dituduhkan oleh mereka yang berpenyakit dalam hatinya. Ayo dukung remaja muslim aktif dalam Rohis. Restui generasi muda kita berakhlak yang baik dan juga berprestasi. 

( Ali Margosim, Ketua Rohis, alumni SMAN 1 Batang Kapas dan Universitas Diponegoro)

0 komentar:

Post a Comment