Saturday, November 26, 2016

Belum Punya Anak? Janganlah Bersedih!

Ustadz, kami sudah menikah lebih dari 15 tahun. Sampai sekarang belum dikaruniai keturunan oleh Yang Maha Kuasa. Berbagai upaya sudah kami lakukan. Mulai dari tindakan medis, bernazar, hingga mohon do'a para kiyai.

Mohon pencerahan untuk kami. Matursuwun ustadz! ( Abdillah, Kota xxxx)

Jawab:

Anak adalah penyejuk hati, pelengkap kebahagiaan rumah tangga. Tidak ada pasangan yang tidak merindukan hadirnya anak sebagai buah cinta mereka berdua. Itu fitrahnya manusia sebagai makhluk yang diilhamkan kasih sayang yang membutuhkan kehadiran si buah hati.

Tetapi perlu diketahui, seindah-indahnya keinginan manusia tetap lebih indah rencana Allah pada makhlukNya. Dia-lah yang berkuasa atas segala-galanya, dan menguji hamba-hambaNya atas sekehendakNya. Lewat anak, Allah ingin mengetahui kadar keimanan seorang lelaki yang dipanggil ayah, dan seorang wanita yang disapa bunda. Dikaruniai anak, itupun bentuk ujian. Bisakah amanah atau tidak. Bisakah istiqomah dalam ketaatan, sehingga anak tidak menjadi penghalang berubudiyah kepadaNya.

Ditunda atas karunia anak, juga bentuk ujian dariNya. Bisakah bersabar atau malah sebaliknya. Adakah ikhtiar atau hanya pasrah, atau justru menyalahkan takdir, mengumpat, dan semakin tidak bersyukur?

Diberi atau ditundanya keturunan, semuanya itu baik bagi suami istri. Semuanya mendatangkan hikmah dan kebaikan tersendiri. Permasalahannya adalah bagaimana penyikapan kita atas takdir yang satu ini. Bisakah kita bersyukur, atau bersabar? Atau justru malah ingkar dan kufur atas nikmatNya.

Ayah Bunda, ketahuilah bahwa setiap pasangan sudah ada keturunannya. Allah sudah menyiapkan dengan begitu sempurna. Hanya saja, ada yang disegerakan di dunia ini, dan ada pula yang ditunda hingga di akhirat kelak. Oleh sebab itu, laa tahzan. Janganlah bersedih.

Dalam suatu riwayat Abu Sa’id berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Seorang mukmin itu bila sangat menginginkan anak  (namun tidak mendapatkannya), di surga ia akan mengandungnya, menyusuinya dan tumbuh besar dalam sekejap, sebagaimana ia menginginkannya.” (Shahih Al-Jami’, 6649).

Al-Manawi menjelaskan pula dalam Faidhul Qadir bahwa, “Hadits tersebut tidak bertentangan dengan hadits Al-Uqaili dengan sanad shahih “Sesungguhnya di surga itu tidak ada anak kecil.”  Karena itu, bagi orang yang tidak menginginkannya, ia tidak akan melahirkan anak, namun apabila seseorang menginginkan anak maka akan seperti yang dijelaskan dalam hadits tersebut.”

Disebutkan dalam salah satu ayat dalam Al-Quran bahwa, “Dan di dalam surga itu terdapat apa-apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” (Az-Zukhruf: 71)

Ayah Bunda, bersabarlah atas ketetapan Allah yang menurutmu terasa berat itu. Bersyukurlah atas segala karuniaNya.

Kuatkanlah munajad kalian padaNya, teruslah berdo'a tanpa berputus asa. Lihatlah Nabiyullah Zakaria as yang tak kenal lelah memohon keturunan kepada Allah swt.

"Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhoi."
[Q.S. Maryam 19:5-6]

Wallahu 'alam bisshowab.

~ Ditulis oleh: Baba Ali Pakar Ketahanan Keluarga, Pengasuh Samara Center ~

0 komentar:

Post a Comment