Baba, beberapa bulan terakhir ini suami saya sering marah-marah. Sedikit-sedikit marah. Tidak hanya saya, anak juga sering jadi pelampiasan emosinya yang membludak itu. Saya sering menangis menyaksikan ulahnya yang tiba-tiba berubah begitu drastis, pemarah. Seringnya juga saya ikut marah padanya, kemudian bertengkar hebat. Hal seperti ini terus berlangsung hingga hari ini. Apa yang harus saya lakukan? Mohon solusinya.
(Ibu Nnnn, Semarang)
Jawab:
Ibu yang baik, bersyukurlah atas karunia Allah yang begitu banyak kepada kita. Diantaranya berupa karunia keluarga. Sebagai wujud dari syukur itu diantaranya adalah dengan menjadi istri yang penyabar. Bersabar atas ujian yang diberikan oleh Allah SWT. InsyaAllah, dengan bersabar ibu akan menjadi pribadi yang semakin bijaksana. Kebijaksanaan tersebut akan membuat suami berubah, atau menyadari akan kekeliruan dirinya dalam bersikap.
Ibu yang baik, sesampai suami di rumah, maka siapkanlah segelas air putih. Bukakanlah pintu untuknya dengan senyum yang merekah. Iringilah dia duduk sejenak melepas lelah. Pijitlah punggungnya. Minta ia meminum segelas air tersebut. Siapakan handuk baginya untuk mandi. Setelah itu, ajaklah ia makan bersama. Lakukan sebaik-baiknya. Temani ia makan sampai selesai. Jangan bertanya tentang pekerjaannya, tapi tanyalah ia mau apa, pengen apa, butuh apa. Dan, penuhilah.
Dengan lembut, mintalah maaf padanya. Tanyakanlah pada suami, hal apa yang tidak ia sukai dan hal-hal yang ia senangi dari anda. Mintalah sarannya, agar ia bahagia bersama anda.
Suami yang baik akan melakukan hal yang sama. Ia pun akan menanyakan hal-hal yang anda senangi dari dirinya, dan hal yang tidak anda sukai dari dirinya. Bangunlah tradisi ini. Setiap kali ada permasalahan, maka cobalah mencari waktu yang tepat untuk menyelesaikannya. Bahaslah berdua dengan hati yang lapang. Turunkanlah ego pribadi, kuatkan prinsip saling membahagiakan diantara kalian berdua.
Jangan lupa, prinsip itu seperti berikut. Kebahagiaan seorang istri adalah tatkala ia mampu membahagiakan suaminya. Sebaliknya, kebahagiaan seorang suami adalah ketika ia mampu membahagiakan istrinya yang dicintainya itu.
Terakhir, berikhtiarlah memperbaiki diri, terutama meningkatkan pengetahuan agama. Ikutlah majelis-majelis taklim, pengajian agama, belajar Qur’an dan membaca maknanya, membaca buku-buku keislaman, silaturahmi ke rumah-rumah ustadz, dan lainnya. Untuk lebih detilnya Ibu bisa hadir di Seminar dan Training Baba Ali “Merawat Pernikahan Sampai ke Surga”
Semoga bahagia!
(Konsultasi diasuh oleh: Baba Ali Pakar Ketahanan Keluarga, Pengasuh Samara Center Indonesia)
0 komentar:
Post a Comment