Nampaknya kezaliman yang ditumpahkan
atas umat ini seakan tak kunjung berkesudahan. Fitnah dan kebencian atas agama
ini seakan tidak ada selesainya.
Di dalam negeri kita sendiri, belum terobati
perihnya nurani umat atas penistaan Al Qur’an oleh musuh-musuh Allah.
Di dalam negeri kita sendiri, muru’ah ulama
dikoyak-koyak, kemudian dibenturkan satu sama lain.
Di dalam negeri kita sendiri, rakyat miskin
tergusur, masa depan bangsa semakin absurd, maling negara dibiarkan kabur, tetapi
maling ubi malah digempur, keadilan babak belur, hak berbicara mulai terkubur, mereka
merebut kekuasaan dengan melacur, serakah seakan tak kenal kubur, martabat
bangsa tergadaikan hanya dengan semangkok bubur, inilah realita sesungguhnya duhai para
sedulur.
Di dalam negeri kita sendiri, berita-berita diplintir,
tontonan-tontonan sampah di masifkan, mindset
materialistik diagung-agungkan, akibatnya umat kian menjauh dari agama dan munculnya
para pemimpin jahil dengan kerakusannya yang tak terbendung lagi.
Saudaraku, rupanya air mata kepiluan ini masih belum
seberapa jika dibandingkan dengan penderitaan saudara-saudara kita hari ini di
Aleppo. Rumah-rumah mereka dibom oleh musuh-musuh Allah (Diktator Assad, Rusia,
AS, Syiah Iran, Daesh/ISIS). Orang-orang tua mati terbunuh, para suami tidak lagi
mampu mendekap anak-anaknya, melindungi istrinya, sebab mereka diburuh—dibunuh tanpa
ada rasa iba. Para istri tak lagi mampu memasak untuk anak-anaknya sebab tidak
ada makanan bahkan tetesan air pun jadi pemandangan yang sulit. Dedaunan dan
rerumputan sebagai pengganjal perut-perut suci mereka. Anak-anak gadis
ditangkapi, kemudian dirampas kesuciaannya, dipergilir untuk memuaskan syahwat
setaniyah mereka.
Kini, isak dan tangis serta ratapan anak-anak
menghiasi bumi Aleppo bersamaan dengan ledakan bom yang meluluhlantakkan. Di
bawah sisa-sisa reruntuhan rumah, mereka mengais secuil harapan yang kini telah
lenyap bersama hitamnya kepulan asap ledakkan bom.
Saudaraku, mari kita bantu mereka. Mereka adalah
saudara kita, sebagaimana Allah SWT berfirman,”Sesungguhnya orang-orang mukmin
itu bersaudara.” (QS. 49:10). Disamping itu Syiriah (Suriah) adalah tanah para
Nabi, dan di sana pulalah kelak Dajjal laknatullah terbunuh, dan kejayaan islam
kembali bangkit (Insyaallah).
Tidak ada alasan bagi kita yang mengaku beriman
kepada Allah SWT tidak melindungi saudaranya sendiri dari kezhaliman dan
kebiadaban orang-orang kafir. Kelak dihadapan Allah, apakah yang hendak kita
katakan tentang kepeduliaan kita atas penderitaan saudara-saudara kita di
Aleppo? Apakah yang hendak kita katakan tentang makna UKHUWAH, tentang makna Al
Wala’ Wal bara’?
Saudaraku, lakukanlah apa yang bisa kita lakukan
untuk saudara-saudara kita di Aleppo. Lakukanlah atas dasar kecintaan karena
Allah Ta’ala.
Perintahkanlah harta-hartamu untuk membantu
mereka, agar kelak engkau punya jawaban di hadapan Allah SWT.
Perintahkanlah hatimu, lisanmu dan jiwamu untuk
berdo’a dengan khusyuk di setiap shalatmu, berdo’a untuk saudara-saudara kita
di Aleppo, agar kelak engkau punya jawaban di hadapan Allah SWT.
Perintahkanlah jiwa dan ragamu untuk berdo’a
dengan khusyuk, berdo’a untuk saudara-saudara kita di Aleppo, Gaza, Rohingya,
Uighur di china, Muslim Afrika Tengah, agar
kelak engkau punya jawaban di hadapan Allah SWT.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa ketidakpedulian
kita selama ini. Semoga Allah memberi kita kemampuan untuk membela agama ini
sampai akhir hayat. Aamiin Ya Rabbal ‘alamiin.
Wallahu alam bisshowab!
(Ditulis oleh Baba Ali, Penulis buku "harmonis di dunia bersama di surga")
(Ditulis oleh Baba Ali, Penulis buku "harmonis di dunia bersama di surga")
0 komentar:
Post a Comment