Saat ini baru tangan dan penaku yang bisa mengukir pada lembaran kertas polos dan suci, berharap muncul mukjizat padanya. Setiap kata yang tertulis membawa do’a untukmu, semoga Allah membuatkanmu istana di surga-Nya, memilihmu sebagai kekasih-Nya, dan memuliakanmu di sisi-Nya. Bunda, izinkanlah aku menulis di hatimu. Menulis do’a yang tulus dan cinta bakti untukmu.
Izinkan aku menulis di hatimu, Kekasihku!Engkaulah bidadari yang diturunkan dari langit oleh Sang Maha Kuasa untuk lelaki polos sepetiku. Engkau pulalah gadis yang mendapat restu dari ibuku. Engkau bisa mendapatkan ACC darinya. Hadirmu membawa kedamaian dalam jiwa yang gelisah ini, menguatkan hati yang tengah rapuh, menghiasi hari-hariku seindah kuncup-kuncup bermekaran di taman bunga.
Kekasihku, lihatlah betapa indahnya awan-awan berarakan itu, seperti kapas berjejer yang disulam. burung-burung bertasbih sembari mengepakkan sayapnya. Indah sekali. Namun, tetap lebih indah wajahmu yang teduh itu. Air wudhu kau pilih sebagai pembersih mukamu. Tuturmu yang santun dan lembut, cukuplah sudah menghilangkan lelah seharian berpacu keringat. Duhai bidadari, izinkanlah daku menulis di hatimu, satu kalimat saja, “Ana Uhibbuki Fillah!”
Izinkan Aku Menulis pada Lembaran Hatimu!
(Ditulis oleh Ali Margosim, Penulis produktif, Blogger, Trainer)
0 komentar:
Post a Comment