Saturday, November 12, 2016

Berbakti Berkarya dan Berarti untuk Negeri


Sebuah peradaban bermata airkan tulisan-tulisan. Tulisan yang menjadi bacaan harian orang-orang di dalamnya. Sebuah tulisan menentukan pola dan warna otak manusianya. Isi otak itulah yang menjadi rupa-rupa peradaban, saudaraku.

Wahai kawan, jadilah kalian para engineering mesin-mesin otak itu. Ambillah andil kalian sebagai dokter bedah ‘otak-otak’ itu. Berkontribusilah kalian sebagai perawat ‘otak-otak’ itu. Kesemua itu bila dinarasikan oleh para pujangga; –Jadilah kalian para arsitek peradaban–. Sang arsitek ‘otak-otak’ manusia.

‘Otak-otak’ itu adalah hardware-nya peradaban, dan isinya berupa tulisan adalah sofware-nya. Ayo ‘membenah’ peradaban ini dengan mengendalikan software-nya. Tuhan telah menyediakan hardware terbaiknya untuk dipola, dan tugas kitalah menghidupkannya secara lembut dan memikat.

Wahai kawan, menulislah kuncinya. Sungguh bila kalian merenungi, ruh sebuah peradaban itu di bangun atas keniscayaan tulisan. Tulisan yang mengikat ilmu pengetahuan, sejarah, hikmah, dan moralitas. Mari kita mengambil bagian dari lahirnya peradaban yang gemilang. Beraksi dengan peran dan tupoksi kita masing-masing. Seperti halnya, sekelompok orang yang membangun rumah. Rumah Peradaban, namanya. Batu, pasir, kerikil, dan semen pondasinya kita bangun dengan tulisan yang mencerahkan. Kayu, dan atapnya dengan tulisan yang menggerakkan. Segala isi dan perabotannya kita penuhi dengan produktifitas menulis kita. Dan, para penghuninya di antaranya adalah kita. Hidup dengan pola islami dan menginspirasi. Bukankah ini adalah bagian dari ajaran Nabi?

Saudaraku, Syeikh Muhammad Al Ghozali yang merupakan gurunya Syeikh Yusuf Qordawi (Presiden Ulama Dunia) berkata, “Dalam hidup ini hanya ada dua pilihan. Pilihan pertama, orang-orang yang menciptakan fikroh kebaikan dan menyebarkannya. Pilihan kedua, mereka yang dipaksa dan terpaksa mengikuti fikroh kemungkaran dan berkubang di dalamnya.” Kita semua bisa memahami apa pesan sesungguhnya dari beliau, tanpa saya harus mengulasnya lagi. Nasehat akbar beliau untuk kita semua adalah jadilah kita semua golongan pertama, yakni sekelompok orang yang menciptakan fikroh kebaikan dan menyebarkannya. Saudaraku, fikroh kebaikan itu pun sudah ada. Termaktub dalam Al Qur’an dan Sunnah Nabi. Tugas kita saat ini adalah menyampaikan kepada dunia bahwa fikroh al-islam menjadi rahmatal lil’alamin. Sudah menjadi tugas kita mengucurkan kristal-kristal keringat kebaikan untuk dakwah ini dengan inovasi, dengan kreatif, lembut dan memikat. Dakwah bil qolam. Dakwah digital.

Para pejuang, kita semua sudah menyadari bahwa jatah pulsa umur hidup kita hampir menyamai Nabi kita SAW, 63 tahun. Sungguh, perjalanan waktu yang singkat. Ulama termasyur dunia, pendiri mazhab, Imam Syafi’i pun gigih betul mengingatkan kita dengan sepenggal tulisannya, “Tanganku akan melepuh di makan ajal, tapi tulisan-tulisanku akan abadi sepanjang zaman!”.

Imam Syafi’i mengisyaratkan kepada kita semua, generasi muda islam, agar berkarya. Menulis, menghasilkan tulisan-tulisan yang menjadi penyejuk sesejuk semilir angin malam di pantai. Menelurkan karya-karya yang menerangi, seterang sinar  mentari pagi di ufuk timur. Melahirkan buku-buku yang membuat hati menjadi lembut, dan indah, selembut dan seindah tetesan embuh dedaunan di hari pagi. Siapkan kita kawan?

Para penulis muda, mari kita tengok sejarah. Betapa sejarah telah mengakui bahwa para ulama dan para syuhada telah membeli surga dengan karya dan darahnya. Para ulama telah berjihad dengan pena-nya. Dan, para syuhada telah memboking surga dengan darahnya. Dunia tidak bisa membantah bahwa Al islam tumbuh dan berkembang pesat dengan dua pilar. Pilar pertama adalah berjihad dengan pedang. Dan pilar kedua, berjihad dengan PENA.

Belajarlah kepada para ulama; Imam Muslim, Imam Bukhari, Imam Syafi’i, Imam Hambali, Imam Maliki, Imam Nawawi, Ibnul Qoyyium Al Jauziyah, Ibnu At Thailah, Imam Hasan Al Banna, Syeikh Yusuf Qordawi, Imam Ibnu Taimiyah, Dr. Ai’d Al Qorni, Ibnu Qudamah, dan ribuan lainnya. Mereka telah membeli kavlingan surga di Jannah-Nya Allah swt lewat karya-karya mereka yang abadi. Buku adalah amal jahriyah terbaik dari seorang hamba.

Saudaraku, goreskanlah tintamu untuk peradaban yang gemilang, dan untuk surga yang didambakan. Wallahu alam bishowab!!!

(Ali Margosim Chaniago, Penulis, dan Ketua FLP Jawa Tengah. Tulisan ini ditujukan untuk semua penulis muda Indonesia dan dunia)

0 komentar:

Post a Comment